Blogger templates

Selasa, 05 November 2013

Chapter 7

Akhir Pembalasan

BloodSeeker. Makhluk Undead yang sangat beringas, yang menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan kejayaan biarpun sesama bangsa, dia tidak segan
untuk mencabut nyawanya . Monster yang sangat kuat.
Matahari tepat diatas kepala, dan kemilau jubahnya sangat menyilaukan mata.
Bloodseeker sedang berjalan tanpa kenal lelah untuk mencari lawannya, para pejuang
Elf. Mencari dan terus mencari demi kejayaan bangsa Undead, terlebih dari itu untuk
mendapatkan gelar kesatria terhebat ketika pulang dari perang ini.
Bloodseeker : “Sial, sudah cukup jauh saya berjalan, tapi hanya sedikit yang
baru kubunuh, itupun tidak berarti apapun. Apakah memang
sudah mati semua ditangan team lain?? Jika begini caranya, aku
hanya dianggap penghibur saja saat aku pulang nanti!!
KEPARAT!!” gerutu bloodseeker
Tanpa dia sadari, sepasang mata sedang mengikuti gerakannya. Mata seorang
pembunuh, dia baru saja akan mulai menyerang Bloodseeker, tapi mengurungkan
niatnya, karena merasakan hawa yang benar-benar dahsyat, yang jika
mencampurinya, justru dialah yang akan kehilangan nyawanya.
Hawa itu nyata, tapi keberadaanya tidak dapat diketahui. Dia mencoba berdiam diri
tanpa membuat gerakan yang membuat bunyi sedikitpun. Dia tahu jika asal dari hawa
tersebut berada disekitarnya, tapi tidak berusaha untuk mendekatinya, dan dia tahu
kalau asal dari hawa itu sedang mengincar tujuan yang sama, yaitu Bloodseeker.
******
Dialah pemancar hawa kegelapan ini. Dialah yang sangat mencari
bloodseeker. Dialah sang monster yang memiliki segala yang diinginkan seorang
petarung, dialah Vengefull Spirit.
Pencarian ini akhirnya berakhir. Setelah berhari-hari mencari akhirnya petunjuk itulah
yang menuntunnya kepada si Penghianat. Tawa itu, tawa itu telah membawanya
kemari. Dendam ini tidak dapat dimusnahkan, jika dia tidak membunuh Bloodseeker.
Gerakannya cepat, dan sangat kuat.
Dan dia sungguh sangat Dendam..
******
Bloodseeker masih tetap berjalan dengan gagahnya, sampai saat dimana
diamerasakan aura itu. Aura yang sangat-sangat kuat memancar hingga Bloodseeker
harus menghentikan langkahnya.
Dia memandang sekeliling dan tak mendapati suatu apapun yang mencurigakan,
hingga dia menyadari awan gelap tiba-tiba melingkupi daerah itu, angina yang tibatiba
berhenti bertiup, dan tumbuh-tumbuhan di sekitar dia layu secara tiba-tiba.
Bloodseeker tahu jika ini adalah suatu ancaman, dan ancaman ini serius. Matanya
tajam memperhatikan sekelilingnya, Telinganya mencari suara dengan seriusnya, dan
Instingnya mengatakan jika pertarungan yang sebenarnya terjadi saat ini.
Tanah disekitar situ lama kelamaan menjadi sangat gersang. Kaki Bloodseeker
terpaku tak beranjak, menunggu hingga segalanya jelas.
Saat yang ditunggu pun dating. Makhluk itu, Vengefull Spirit muncul tepat
beberapa meter dihadapannya. Bloodseeker tidak mengenalnya, tapi itu bukanlah
penghalangnya untuk membunuh Vengefull spirit.
Bloodseeker : “Siapa kau??” Tanya bloodseeker lantang
Vengefull : “………….”
Bloodseeker diam sesaat dan mencoba menerka-nerka.
Bloodseeker : “Apakah kau akan melawanku??” tantang bloodseeker
Vengefull : “…………” tersenyum dan menunjukan giginya yang
membuat bulu kuduk siapapun yang melihatnya berdiri
Bloodseeker : “Kau mengenal ku??”
Vengefull : “Aku sangat mengenal mu Stygwyr!!”
Bloodseeker : “………??” bergumam hanya segelintir orang yang
mengetahui namaku. Apakah dia bangsa Undead juga??
Vengefull : “Kau mengenal aku, karena kaulah yang membuat ku seperti
saat ini!!”
Bloodseeker : “Kau!! Kau mortred?? Dengan wajah penuh tidak percaya
Vengefull : “………..” tersenyum puas melihat wajah terkejut itu.
Bloodseeker : “Hah..!! kau belum puas ternyata. Apapun wujudmu sekarang,
kau tetap sampah!!” Cemooh Bloodseeker
Tatapan mereka beradu. Bloodseeker sangat bersemangat karena akhirnya mendapat
kesempatan untuk bertarung kembali, namun bagaimanapun juga aura yang
dipancarkan Vengefull benar-benar membuat dirinya sedikit kepercayaan dirinya.
Suasana benar-benar hening hingga daerah itu terasa seperti sedang di neraka. Entah
kenapa cuaca yang tadinya begitu cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Rintik
hujan mulai turun membasahi tanah kering daerah itu.
Dengan pasti bloodseeker mengeluarkan cakarnya. Matanya menjadi merah darah,
dan tubuhnya mendadak mengejang. Namun begitu vengefull tidak juga beranjak dari
tempatnya, sehingga membuat bloodseeker menjadi tidak sabar untuk mulai
menyerang.
Dengan penuh kekuatan, bloodseeker berlari kea rah vengefull untuk memulai
menyerang, namun langkahnya seperti berat karena tanah sekitar itu menjadi
berlumpur karena air hujan.
Blood sudah mengangkat tangannya untuk menyerang vengefull, dan hanya gerakan
kecil, vengefull berhasil menghindarinya. Bloodseeker berbalik arah untuk
melanjutkan serangan berikutnya dan begitu terkejutnya karena vengefull secara tibatiba
berteriak ke arahnya. Sesaat kemudian sangat terasa efek dari teriakan itu
membuat tubuhnya menjadi sangat berat. Serangan-serangan berikutnya seperti tak
berarti baginya, dan tidak bertenaga sama sekali. Vengefull yang merasa sudah cukup
untuk bermain-main, mulai menyerang. Seranganya sangat telak mengenai tubuh
Bloodseeker. Bloodseeker terpental beberapa langkah, dan serangan berikutnya
kembali masuk telak mengenainya.
Bloodseeker membalas serangan kembali, namun Vengefull dapat menghindarinya
kembali, namun serangan tak terduga dilakukan oleh Bloodseeker dan mengenai
tubuh Vengefull dengan cukup telak. Serangan-serangan berikutnya kembali terjadi
dengan sangat hebatnya, namun naas bagi Bloodseeker, kemampuannya tidak mampu
melebihi Vengefull.
Bloodseeker tidak mau mengambil resiko mati ditangan monster yang dahulunya
dipecundanginya. Dia mencoba lari dari Vengefull spirit dengan kencang, dan tidak
mau melihat kebelakang, dan hanya berusaha lari dari kejaran Vengefull spirit.
Namun usahanya sia-sia karena secara mengejutkan dia sudah kembali di posisi
tempat dia melakukan pertarungan tadi. Dari arah berlawanan, Vengefull kembali
dengan kecepatan yang luar biasa dan kembali memberi serangan-serangan telak pada
Bloodseeker.
Vengefull : “Apakah hanya ini kemampuanmu??”
Bloodseeker : “Kurang ajar!!” ucapnya dengan sangat marah
Vengefull : “Kau tidak lebih dari sampah!!” cemooh vengefull
Bloodseeker : “Jangan anggap remeh kemampuanku, Bajingan!!”
Vengefull : “Andai saat itu aku tidak terkena serangan para Elf itu, kau
tidak mungkin dapat membunuhku!!” balas Vengefull
Bloodseeker : “Matilah kauuuu!!”
Blood secara sangat cepat menyerang vengefull. Vengefull yang begitu kaget dengan
serangan itu berusaha menghindar sekuat tenaga agar tidak mengenai serangan
Bloodseeker. Namun serangan itu hanyalah tipuan yang membuat Vengefull terkecoh.
Kesempatan emas itu digunakan bloodseeker untuk lari dari kejaran Vengefull.
Pengejaran pun terjadi cukup hebat, sampai Vengefull mampu mengejar Bloodseeker
dan memberikan serangan padanya dengan cepat. Bloodseeker mendapatkan pukulan
dari Vengefull, namun pukulan Vengefull tidaklah telak, bahkan hamper tak
bertenaga. Bloodseeker yang tadinya berusaha lari dari kejaran merasa sangat yakin
jika mantra yang diberikannya sudah berakibat fatal pada Vengefull, dan melihat
keadaannya.
Ternyata benar, vengefull sudah tidak berdaya dibelakangnya. “Rupture” itu sudah
menghabiskan sebagian besar tenaga yang dimiliki Vengefull. Inilah saat yang
dinanti-nanti, Bloodseeker justru berbalik arah dan mulai menyerang Vengefull
dengan membabi buta.
Saling serang terjadi kembali, dengan kondisi yang sangat berbanding terbalik.
Bloodseeker mendominasi serangan.
Bloodseeker : “Haha.. Kau sudah mengenalku berapa lama hah??” cemooh
Bloodseeker
Vengefull : “Mengapa.. mengapa menjadi seperti ini??”
Bloodseeker : “Sampai di neraka pun kau tak kan tahu kenapa kau selalu
kalah dengan ku. Kemampuanmu berbeda jauh di bawahku!!
Hahahaha” cemooh bloodseeker
Bloodseeker mengeluarkan cakarnya kembali. Kali ini cakar itu lebih panjang dari
cakar yang pernah dikeluarkannya selama bertarung selama ini.
Untuk beberapa saat sebelum kematiannya “kembali”, vengefull menatap bloodseeker
dengan tatapan yang sangat tajam, dan tatapan itu ditanggapi dengan tidak kalah
garangnya oleh Bloodseeker.
Bloodseeker mengangkat tangannya untuk menghunuskan cakarnya ke tubuh
Vengefull untuk mengakhiri pertarungan ini, namun sesaat itu juga vengefull
mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Bloodseeker.
Serangan itu sangat ampuh dan membuat Bloodseeker seakan membeku di tempatnya,
tanpa bias berbuat apa-apa. Vengefull bangkit berdiri, dan dengan penuh amarah
bersiap untuk menyerang Bloodseeker. Sudah sangat jelas jika saat inilah yang sangat
dinantikan Vengefull spirit untuk membunuh Bloodseeker. Bloodseeker pasrah jika
memang harus ditangan vengefull saat itu juga, namun karena memang kekuatan
Bloodseeker yang luar biasa, efek beku yang dialaminya tadi menghilang, dan
menusukkan cakar tajamnya itu pada Vengefull, dan vengefull berhasil memberikan
serangan yang cukup telak pada Bloodseeker.
Mereka berdua berada pada ujung maut, dan siapapun yang memberikan serangan
selanjutnya dapat dipastikan menjadi pemenang dalam pertarungan itu. Bloodseeker
yang masih memiliki cukup tenaga, berusaha mengangkat tangannya yang lain untuk
kembali menghunuskan cakarnya pada Vengefull, dan …… Jlebbbbbb!!!
Bloodseeker : “Apaaaaa??”
Vengefull : “………….” Menatap mata Bloodseeker untuk yang terakhir
kali.
Bloodseeker : “Ini.. Tidak mungkin…!!”
Bloodseeker tidak memberikan serangan terakhirnya pada Vengefull, dan Vengefull
pun sama sekali tidak memberikan serangan pada Bloodseeker, namun mereka berdua
mendapatkan serangan yang benar-benar Fatal.
Mereka pun terjerembab ke tanah, tak bernafas, Mati.
Suasana saat itu benar-benar sunyi, yang terdengar hanyalah suara gemericik hujan
yang jatuh ke tanah. Tanah daerah itu penuh berlumuran darah. Merah dan tercampur
dalam genangan air hujan.
Dari arah yang gelap, muncul lah Kardel “The Sharp Eye”
Dialah yang memberikan serangan terakhir, berupa tembakan terarah yang menembus
tubuh Bloodseeker dan mengenai Vengefull Spirit.
Kardel yang adalah murni kesatria yang sudah sangat paham tentang peperangan,
menggalikan lubang di tanah tersebut, dan segera menguburkan kedua tubuh tak
bernyawa tersebut. Dipotongnya ranting pohon dan menancapkannya pada kuburan
tersebut, lalu menuliskan sesuatu padanya
“Di sini terbaring Pejuang Undead yang mati oleh Dendam dari perbuatannya”.
Setelahnya, Kardel kembali berlutut dan mendoakan arwah dari kedua petarung
tersebut. Dia lalu berdiri dan menatap kuburan tersebut untuk sesaat dan berbalik
pergi.
Tidak lama setelah itu, Matahari kembali muncul dan memberikan sinarnya untuk
menerangi Dunia. Suasana hutan kembali hidup. Kardel yang untuk sesaat berdiam di
dalam hutan, muncul seiring terang yang menerangi isi Hutan.
Dia memandang sekeliling dan menatap kea rah Timur Laut.
Ya, kesanalah tujuannya. Ke sanalah misi sebenarnya yang diperintahkan oleh Furion,
pemimpin Elf. Dia harus segera menyusup ke Markas Undead. Disanalah kunci
kemenangan.
Namun mampukah dia mencapai Markas itu tanpa harus bertemu dengan jendraljendral
pejuang dari kaum Undead…..??

0 komentar:

Posting Komentar